Turning point

March 09, 2011 Amy 0 Comments

Ini suatu titik awal baru lagi, setelah sore ini bertemu dengan beberapa teman yang luar biasa.

Temanku satu ini survive di Australia. Sudah merasakan jatuh bangun dalam kehidupan. Saat merasa benar-benar jatuh tanpa daya, lalu memasrahkan sepenuhnya pada Tuhan, keajaiban muncul. Tidak perlu aku ceritakan, intinya saja begitu.Pada siapapun yang menyakiti hatiku, sarannya doakan, tidak usah marah-marah.

Feeling guilty ya Hoedz, sama...

March 09, 2011 Amy 14 Comments

Membaca tulisan Hoedz, yang berjudul Guilty, bener-bener bikin aku gimana gitu.

Aku punya perasaan bersalah besar banget Hoedz, pada almarhum Bapakku. Saat beliau meninggal aku dalam kondisi memprihatinkan.

Beliau berpesan pada omku, bahwa beliau mikirin aku banget. Itu omku cerita ke aku sesudah Bapakku meninggal.

Pendamping umroh Bapak dan Ibu saat umroh Ramadhan beberapa tahun lalu sebulan penuh juga cerita padaku. Kata beliau gini, mbak Ami, ibu itu selalu di masjid, bahkan dalam kondisi sakit. Ibu mendoakan mbak Ami saat masih di Bogor dulu itu. Ibu tidak mau menceritakan masalahnya, hanya minta dibantu do'a agar mbak Ami pulang ke Jogja, tidak usah tinggal di Bogor lagi.

Memangnya separah apa sih aku di Bogor itu. Aku seperti hidup dalam halusinasi. Menderita lahir batin tapi mau diterima demi masuk "surga".

Alhamdulillah, sekarang di Jogja aku sudah belajar di jalan yang benar. Surga yang benar adalah seperti diajarkan di Al-Qur'an dan as-Sunnah.

Bapakku meninggal bulan Desember 2008. Pak Amien Rais yang sempat mengungkapkan kenangan tentang Bapak mengatakan almarhum Bapak meninggal dengan ciri-ciri khusnul khotimah, saat shalat Subuh menjadi imam berjamaah dengan Ibu. Kalimat Bapak terakhir untuk ibuku adalah "teruskan", bisa bermakna teruskan shalatnya, dan semua hal yang belum selesai urusannya.

Sekarang aku memang merasa sangat bersalah terhadap almarhum Bapak dan Ibuku.

Aku hanya bisa melakukan perbaikan diri menyeluruh dalam hidupku dari yang aku pelajari sedikit-sedikit tentang ajaran Islam.

Ibuku pernah kehilangan aku selama 6 tahun saat aku di Bogor, dan sekarang aku kehilangan anakku di Bogor juga.

Menatap ke depan saja, memperbanyak tabungan akhirat seperti halnya rumah yang aku tinggali ini. Rumah yang dipakai untuk amar ma'ruf nahi munkar. Ada bangunan cikal bakal pembentukan PAN, tiap ramadhan untuk tarawih, Taman Pengajian Al Qur'an untuk anak-anak, ruangan pengajian untuk ibu-ibu, bapak-bapak, remaja.

Ya Allah, terimalah pertaubatanku...

14 comments: