Para demonstran, please jangan membakar diri

December 12, 2011 Amy 15 Comments

Membaca berita tentang demonstran yang membunuh diri di depan Istana Negara, rasanya kayak ikut kebakar juga. Bukan pengen ikut membakar diri tapi pengen teriak... PARA DEMONSTRAN JANGAN MEMBAKAR DIRI!!! Ada spekulasi kalo Sondang Hutagalung, mahasiswa berumur 22 tahun in terinspirasi dari aksi bakar diri di Tunisia, yang memicu gerakan revolusi. Kalo bukan manusia api seperti di cerita komik Fantastic Four jangan membakar diri sendiri.

Ini beritanya dari DETIKNEWS

Saat itu, seorang pedagang sayuran berusia 26 tahun bernama Muhammed Bouazizi melakukan aksi bakar diri. Bouazizi melakukan aksi tersebut pada 17 Desember 2010 karena polisi menggaruk dagangannya. Bouazizi yang meninggal beberapa minggu setelah itu, kemudian menjadi martir bagi para mahasiswa dan para pengangguran yang memprotes kondisi kehidupan rakyat Tunisia yang miskin.

Saat itu, para analis Timur Tengah yakin bahwa gerakan sosial di Tunisia itu akan menjalar ke negara-negara Arab lainnya. Sebabnya di kawasan tersebut banyak rakyat yang frustrasi karena membumbungnya harga, kemiskinan, pengangguran, penduduk yang makin padat, dan sistem kekuasaan yang tak menghiraukan itu semua. Benar saja, sejak aksi bakar diri Bouazizi tersebut, aksi bakar diri lainnya juga terjadi di Mesir, Aljazair, dan sejumlah negara Timur Tengah dan Afrika lainnya.

Bisa dibilang aksi 'pengorbanan diri' Bouazizi ini menjadi pemicu Revolusi Arab yang hingga saat ini terjadi di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Rezim-rezim diktator pun telah bertumbangan di sejumlah negara seperti Mesir, Libya, Tunisia, dan sebagainya. Sedangkan di negara lain, seperti Suriah, revolusi masih terus berlangsung.

Media Israel National News membandingkan aksi Sondang dengan aksi Bouazizi tersebut. Media tersebut mempertanyakan, apakah aksi Sondang juga bisa menyulut revolusi yang sama di Indonesia.

Dulu beberapa tahun yang lalu ada seorang Ibu di Bandung, yang beritanya taat beragama, memakai kerudung, membunuh dirinya sendiri setelah membunuh 3 anaknya, bahkan ada yang masih balita. Alasannya takut karena jaman mendatang dunia pasti begitu kejamnya sehingga tidak sanggup apabila membayangkan anaknya mesti hidup dalam dunia yang kejam di masa mendatang, kira-kira tulisannya di surat pesannya begitu seingatku. Kalo ada yang ingat boleh dikoreksi deh...

Ibu ini menurutku mengalami kegelisahan akut, kecemasan, sehingga melakukan hal yang di mata orang kebanyakan sulit diterima. Suami yang ditinggalkan merasa shock tentu saja, kehilangan langsung istri dan beberapa anak. Padahal kehidupannya boleh disebut kecukupan. Kegelisahan itu membuatnya kehilangan akal sehat, bahwa di ajaran Islam manusia tidak boleh putus asa dengan rahmat Allah.

Sondang, mahasiswa yang bunuh diri ini juga sepertinya mengalami kegelisahan, karena diberitakan marah dengan pemerintahan SBY. Emosi kemarahan, terinspirasi dari berita-berita luar negeri tentang revolusi membuatnya memutuskan membakar diri.

Bagaimana menurut Islam tentang bunuh diri? Orang paling beruntung menurut ajaran Islam adalah meninggal dengan kematian yang baik. Meninggal dengan sangat tenang, konon wajahnya seperti tersenyum.

Tidak perlu membahas jiwa orang bunuh diri akan kemana, masih gak jelas ada yang bilang jiwanya tidak diterima di alam selanjutnya, menjadi arwah penasaran, masuk ke mimpi orang lain minta disempurnakan kematiannya. Apapun ceritanya, orang bunuh diri itu akan terlunta-lunta setelah kematiannya, apapun alasannya. Catatan kematian tanggal sekian dia mendahului jadi gak ada tempatnya di alam lain. Kita hanya bisa mendoakan diberi tempat terbaik oleh Allah, karena niatnya demi kebaikan orang banyak. Ada postinganku berkaitan dengan bunuh diri ini yaitu Bom bunuh diri dalam timbangan syariat

Hidup itu penuh perjuangan, dan manusia yang masih bisa hidup bisa membantu, mengingatkan kebaikan serta mendoakan orang lain itulah yang bermanfaat bagi orang lain. Bukan manusia yang memutuskan mati membakar diri dengan harapan ada revolusi...


Sumber gambar dari sini

15 comments: